Fikih adalah ilmu yang mengatur tata laksana ibadah dan interaksi sosial seorang Muslim. Mempelajari Prinsip Awal Hukum Islam sangatlah esensial bagi santri pemula. Ilmu ini adalah peta jalan menuju pelaksanaan syariat yang benar dan diterima.
Asas pertama yang wajib dipahami adalah niat. Semua amal dinilai berdasarkan niatnya (Innamal a’malu bin niyyat). Memastikan niat tulus karena Allah adalah Prinsip Awal Hukum Islam yang membedakan antara kebiasaan biasa dan ibadah bernilai pahala.
Asas kedua adalah Yakin tidak dapat dihilangkan dengan ragu. Jika Anda yakin sudah berwudu, keraguan yang muncul kemudian tidak membatalkannya. Prinsip Awal Hukum Islam ini mengajarkan pentingnya kepastian dan menghindari waswas dalam ibadah.
Fikih disusun berdasarkan lima kategori hukum (al-ahkam al-khamsah): wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Memahami klasifikasi ini adalah dasar bagi santri untuk mengetahui bobot dan konsekuensi dari setiap perbuatan.
Prinsip Awal Hukum Islam juga menekankan pada kemudahan. Salah satu kaidah fikih menyatakan: “Kesulitan mendatangkan kemudahan.” Kaidah ini menjadi landasan bagi berbagai keringanan (rukhsah) dalam syariat, seperti salat qashar dalam perjalanan.
Setiap santri pemula wajib menguasai Bab Thaharah (bersuci) sebagai Asas-Asas Fikih Dasar. Bersuci adalah kunci sahnya salat. Tanpa thaharah yang benar, ibadah terbesar seorang Muslim tersebut tidak akan diterima oleh Allah $\text{subhanahu wa ta’ala}$.
Prinsip Awal Hukum Islam mengajarkan bahwa “Hukum asal segala sesuatu adalah boleh (mubah), sampai ada dalil yang melarangnya.” Kaidah ini memberikan keleluasaan dalam muamalah dan urusan duniawi yang tidak diatur secara spesifik.
Kitab-kitab fikih ringkas, seperti Matan Ghayah wa al-Taqrib, sangat ideal untuk santri. Kitab-kitab ini menyajikan Asas-Asas Fikih Dasar secara padat dan sistematis, mempermudah proses hafalan dan pemahaman awal.
Dengan menguasai Prinsip Awal Hukum Islam, santri telah membangun fondasi yang kokoh. Ilmu fikih ini menjadi Panduan Hidup yang membawa ketenangan dan kepastian dalam menjalankan syariat Allah secara benar dan bertanggung jawab.