Ponpes Dayah Darul Ilham

Mendidik dengan Ilmu, Membentuk dengan Adab

Pencerahan Fikih , sebagai lembaga pendidikan Islam tertua, memegang peran penting dalam menangkal isu radikalisme. Alih-alih menjadi sumber masalah, pesantren arus utama kini aktif menjadi benteng pertahanan ideologi moderat. Strategi utama mereka adalah membangun kontra-narasi yang kuat terhadap ideologi ekstrem. Upaya ini difokuskan pada pemahaman Islam yang inklusif, toleran, dan sesuai dengan konteks keindonesiaan.

Inti dari strategi kontra-narasi adalah Pencerahan Fikih yang komprehensif. Pesantren mengajarkan fikih berdasarkan mazhab-mazhab yang diakui dan menekankan pada prinsip ushul fiqh (prinsip-prinsip hukum Islam) yang fleksibel. Pendekatan ini mengajarkan santri untuk memahami konteks historis dan sosial sebuah hukum, menghindari penafsiran literal yang kaku dan mudah disalahgunakan oleh kelompok radikal.

Pembelajaran fikih di pesantren menanamkan konsep tasamuh (toleransi) dan tawassuth (moderat). Melalui Pencerahan Fikih ini, santri diajarkan bahwa perbedaan pendapat (khilafiyah) adalah rahmat. Mereka dilatih untuk berdialog dan menghargai keberagaman, yang secara langsung membongkar narasi radikal yang sering mengklaim kebenaran tunggal dan menganggap sesat kelompok lain.

Kurikulum pesantren modern juga mengintegrasikan wawasan kebangsaan. Santri tidak hanya mempelajari agama, tetapi juga sejarah Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945. Penekanan pada konsep Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) menjadi platform ideologis yang kuat, menjadikan nasionalisme sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas keislaman mereka.

Strategi penting lainnya adalah melalui penguatan peran kiai dan ulama sebagai figur otoritatif. Kiai yang memiliki sanad keilmuan jelas dan dihormati mampu memberikan Pencerahan Fikih yang otoritatif. Otoritas keilmuan ini menjadi penangkal efektif terhadap narasi radikal yang seringkali disebarkan oleh individu tanpa latar belakang keilmuan yang memadai di media sosial.

Pencerahan Fikih di pesantren juga fokus pada isu-isu sosial kontemporer. Mereka membahas bagaimana ajaran Islam harus diimplementasikan dalam konteks masyarakat plural, demokrasi, dan hak asasi manusia. Pemahaman yang mendalam ini memungkinkan santri menjadi agen perubahan yang positif, mempromosikan perdamaian dan keadilan, bukan kekerasan.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi santri, nilai-nilai moderasi dipraktikkan secara langsung. Santri dilibatkan dalam kegiatan sosial, pengabdian masyarakat, dan dialog antar-iman. Pengalaman interaksi langsung ini memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya toleransi, melawan pemikiran isolasionis yang sering dianut oleh kelompok ekstrem.

Secara keseluruhan, pesantren adalah lembaga yang dinamis dalam menjaga moderasi beragama. Dengan strategi Pencerahan Fikih yang berbasis tradisi namun responsif terhadap tantangan modern, pesantren berhasil melahirkan ulama dan pemimpin masa depan yang berpegang teguh pada Islam yang damai, inklusif, dan mencintai tanah air.