Dayah Darul Ilham: Pelestarian Adat dan Budaya Lokal Aceh Melalui Seni Tari dan Musik Tradisional Santri
Dayah Darul Ilham di Aceh mengambil peran aktif dalam upaya Pelestarian Adat dan kekayaan budaya lokal. Mereka menyadari bahwa pesantren memiliki tanggung jawab ganda: mendidik agama sekaligus menjaga identitas kebudayaan daerah. Program seni tari dan musik tradisional menjadi ujung tombak dari inisiatif mulia ini.
Program utama dayah ini berfokus pada pelatihan intensif seni tari tradisional Aceh, seperti Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe. Santri dilatih oleh seniman lokal berpengalaman. Tujuannya bukan hanya pementasan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap gerakan tarian tersebut.
Selain tari, Pelestarian Adat juga dilakukan melalui pengembangan musik tradisional. Santri diajarkan memainkan alat musik khas Aceh, seperti rapai dan serune kalee. Melalui melodi dan irama ini, mereka terhubung langsung dengan sejarah dan filosofi budaya nenek moyang mereka.
Soft Skill Santri seperti kerja sama tim, disiplin, dan kepercayaan diri diasah secara otomatis melalui latihan seni kolektif ini. Tarian dan musik tradisional memerlukan sinkronisasi sempurna. Keterampilan ini sangat penting untuk bekal mereka saat kembali ke masyarakat.
Dayah Darul Ilham secara rutin mementaskan karya seni santri di berbagai acara lokal dan nasional. Partisipasi ini tidak hanya mempromosikan dayah, tetapi juga menjadi duta Pelestarian Adat dan budaya Aceh di mata publik yang lebih luas.
Kurikulum Kewirausahaan dayah juga diintegrasikan dengan seni. Santri belajar mengelola kostum, peralatan musik, dan mengatur event. Mereka diajari bagaimana seni tradisional dapat menjadi sumber ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Upaya Pelestarian Adat ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan tokoh adat setempat. Mereka melihat dayah sebagai benteng terakhir penjaga tradisi. Kerjasama antara dayah dan komunitas adat menjadi kunci kesuksesan program ini.
Melalui seni, santri tidak hanya menghafal nazam agama, tetapi juga syair-syair adat. Pelestarian Adat melalui medium yang populer dan menyenangkan membuat tradisi lebih mudah diterima dan dihayati oleh generasi muda di era digital.
Inisiatif Dayah Darul Ilham ini adalah contoh inspiratif. Mereka membuktikan bahwa pesantren adalah lembaga yang dinamis. Dayah mampu menjadi pusat keilmuan Islam sekaligus pusat konservasi budaya dan tradisi lokal.
Secara keseluruhan, Dayah Darul Ilham berhasil menciptakan model pendidikan holistik. Mereka mencetak santri yang fasih agama, beretika mulia, dan berakar kuat pada Pelestarian Adat dan budaya lokal Aceh. Warisan budaya tetap hidup di tangan generasi penerus.